Bekasiekstrem||Kabupaten Bekasi_Para penggarap lahan di bawah pengelolaan Balai Benih Desa Karangharja Kecamatan Pebayuran mengeluh, harga Pupuk yang biasa dibelinya dari Balai Benih Kecamatan Pembayuran ternyata lebih mahal dari harga pasar.
Anehnya, adanya pupuk subsidi yang disediakan pemerintah untuk para petani, pihak balai benih malah menjual pupuk non subsidi kepada para penggarap.
Hal ini diungkapkan salah satu ketua kelompok tani diwilayah Desa Karangharja (UG), dirinya mengaku aneh lahan milik pemerintah yang dia garap bersama para petani lain, yang tujuannya adalah membantu petani di kabupaten Bekasi justru malah memberatka.
“Kami membeli Pupuk Non-Subsidi dengan harga tinggi tanpa penjelasan. Kami juga ingin tahu, mengapa pihak Balai Benih tidak memakai pupuk bersubsidi apakah Pupuk Bersubsidi tidak tersedia?” ujar (UG)Senin (30/12/2024)
Bukan hanya itu, selain menjual pupuk diluar harga pupuk subsidi, pihak Balai Benih melalui Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) membuat aturan yang dirasa malah memberatkan para penggarap. Hasil panen dari lahan yang disediakan Balai Benih dihargai murah, jauh berbeda dari harga pembeli biasa.
“Kami merasa dirugikan, karena harus menjual gabah/padi kepada mereka dengan harga yang tidak sesuai, Padahal harga di luar lebih baik” ungkapnya.
(Ug) juga menyampaikan, ada satu hal yang lebih memprihatinkan, para penggarap tetap harus menyelesaikan kewajibannya kepada pihak Balai Benih meski gagal panen.Dalam hal ini, para penggarap mendesak pemerintah Daerah dan pihak yang terkait didalamnya untuk segera turun tangan mengawasi kebijakan Balai Benih tersebut.
“Kami hanya ingin keadilan dan kejelasan. Kebijakan seperti ini memberatkan kami sebagai pengarap kecil. Jika ada aturan, kami ingin tahu dasarnya,” tegasnya
Disisi lain, seperti ada hal yang tidak ingin diketahu publik, pihak balai benih seperti enggan untuk diwawancarai awak media kesulitan untuk mendapatkan informasi lebih lalnjut terkait hal tersebut.
(M Adin)