Bekasiekstrem||Kabupaten Bekasi_Program SPALD-S (Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat) yang ada di Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi picu polemik.
Spald-s adalah program yang digagas pemerintah untuk tujuan mulia, yaitu menyediakan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat, khususnya di daerah pedesaan. Namun, fakta di lapangan, banyak bermunculan polemik yang mengusik niat baik tersebut,
Program SPALD-S dirancang sebagai program subsidi pemerintah. Artinya, sebagian besar, bahkan seluruh biaya pembangunan dan instalasi sistem pengelolaan air limbah seharusnya ditanggung oleh negara. Dengan demikian, masyarakat penerima manfaat hanya perlu menikmati hasil dari program tersebut tanpa dibebani biaya tambahan.
Berdassrkan sumber yang didapat dari berbagai Penerima hak, menunjukkan banyaknya persoalan yang terjadi Diantaranya, adanya pembiayaan tambahan yang diduga dibebankan kepada penerima manfaat SPALD-S.
“Malahan ada yang sampe abis lima ratus ribu nambahnya, beli Keni beli semen beli pasir”ungkap salah satu penerima manfaat didesa sukadaya sabtu 2/8/25
Selain itu, bukan hanya biaya tambahan yang dibebankan penerima hak, kondisi kontruksi bangunannya pun diduga tidak sesuai spesifikasi yang ada, dalam arti kondisi bangunan tidak memenuhi detail tekhnis pada gambar yang tertera dan kebutuhan material diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Dari hasil temuan dan informasi yang didapat dilapangan, banyak material yang dikurangi dalam proses pembuatan bangunan SPALD-S tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan resiko dikemudian hari.
“Semen 7 sak. Pasir 1 setengah kijang juga udah jarang, sprit sekarung. Pasir beton ga ada papan cor awal waktu sosialisasi 4 datengnya 2. Kaso cuma 2. Hebel 80 picis. Baut roping 10 juga ga ada. Ga dikasih. Sampe saya tindihin balok. Pintu bukan pvc tapi galvalum. Lampu ga ada, ijuk ga ada. Kebanyakan yang udah jadi ga ada ijuknya, Pralon waktu kita bimtek tiga. Dikirim 2. Besi banci semua. Upah tenaga kerja sejuta pertitik, penerima manfaat yang sudah ngasih duit juga masih kurang pasirnya sampe sekarang.” Tambahnya.
Program SPALD-S memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat. Adanya biaya tambahan serta pengurangan jumlah material yang dilakukan KSM merupakan hal yang tidak dapat ditoleransi dan harus segera diatasi untuk memastikan program ini berjalan sesuai dengan tujuannya. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama dalam mewujudkan akses sanitasi yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia, bukan malah menciptakan petaka.
(Red)