Bekasiekstrem||Kabupaten Bekasi_Mandi wajib atau bebersih menjelang bulan suci Ramadhan adalah anjuran agama untuk menyucikan diri sekaligus memastikan tubuh kita bersih dari hadas.
Dilansir detikHikmah, mandi wajib ini dilakukan apabila seseorang telah masuk usia balig atau selesai dari hadas besar yang disebabkan karena haid, mimpi basah, berhubungan intim, keluar air mani, serta nifas.
Bacaan Niat Mandi Puasa Ramadhan
Merujuk buku Tanya Jawab Islam yang disusun oleh Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah (PISS) KTP, niat mandi dilafalkan bersamaan ketika membasuh air pertama ke tubuh. Ada dua bacaan niat yang bisa digunakan yakni:
1. Doa Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu adâ’al ghuslil masnûni lî fî hadzihil lailatil min romadhona lillâhi ta’âlâ.
Terjemah: Aku berniat menjalankan mandi yang disunnahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala.
2. Doa Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal janabati fardhan lillahi ta’ala.
Terjemah: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala.”
Dalil Mandi Puasa Ramadan, dikutip buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R Syamsul B dan M Nielda, anjuran atau sunnah menyucikan diri dengan mandi wajib sebelum waktu Subuh bertujuan agar ibadah puasa dikerjakan dalam keadaan suci.
Disebutkan dalam hadis riwayat istri Nabi Muhammad, Aisyah dan Ummu Salamah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Memasuki waktu fajar dan beliau dalam keadaan junub karena salah seorang keluarga (istrinya), kemudian beliau mandi dan berpuasa,” (HR. Bukhari).
Disebutkan juga dalam hadis riwayat Nafi RA yang berbunyi:
“Aku bertanya kepada Ummu Salamah (istri nabi) mengenai seseorang yang bangun pagi dalam keadaan junub dan ia hendak berpuasa? Ia menjawab: Rasulullah SAW bangun pagi dalam keadaan junub karena bersetubuh, bukan karena mimpi basah, kemudian beliau mandi besar dan menyempurnakan puasanya,” (HR. Ibnu Majah).
Ada juga hadis riwayat Aisyah RA menyebutkan bahwa:
“Nabi SAW bermalam dalam keadaan junub, kemudian datanglah bilal, maka ia melakukan azan untuk salat. Kemudian Nabi terbangun dan mandi besar. Aku melihat tetesan air dari rambut kepala beliau, kemudian beliau keluar untuk salat sehingga aku mendengar suara beliau dalam salat Subuh,” (HR. Ibnu Majah).
Itulah bacaan doa mandi puasa Ramadhan serta dalil anjurannya. Wallahu a’lam bishawab.
(Red)
